Beni bertemu Johan di kantor pos, mereka berdua akan mengirim surat lamaran kerja. Beni bertanya kepada Johan tentang tujuan dari surat itu, ternyata tujuan surat yang akan dikirim Johan sama dengan tujuan suratnya. bahkan posisi yang akan dilamarnya juga sama.
Setelah beberapa bulan berlalu, Beni bertemu kembali dengan Johan di kantor pos yang sama. Cuma saat ini tujuannya sudah berbeda, Beni akan mengirim surat lamaran, sedangkan Johan akan mengirim surat kepada
orang tuanya di kampung. Mereka pun bercakap-cakap, karena memang keduanya lulus dari sekolah yang sama. Johan saat itu termasuk murid yang biasa saja sedangkan Beni termasuk murid yang selalu mendapatkan ranking. Dari percakapan ternyata Johan sudah diterima bekerja di perusahaan yang juga dilamar Beni saat itu.
orang tuanya di kampung. Mereka pun bercakap-cakap, karena memang keduanya lulus dari sekolah yang sama. Johan saat itu termasuk murid yang biasa saja sedangkan Beni termasuk murid yang selalu mendapatkan ranking. Dari percakapan ternyata Johan sudah diterima bekerja di perusahaan yang juga dilamar Beni saat itu.
"Aneh, kenapa aku tidak dapat panggilan, sementara dia sudah mulai bekerja di perusahaan itu", Beni bertanya-tanya dalam hati.
"Indeks Prestasi aku lebih tinggi dari dia, tapi kenapa dia yang diterima di perusahaan itu", Beni masih bingung.
Akhirnya Beni menyempatkan diri bermain ke tempat kost Johan yang tidak terlalu jauh dari tempatnya tinggal. Setelah memasuki kamar kost Johan, Beni sedikit terkejut, ternyata Johan memiliki banyak buku bacaan non text book. Bahkan dia memiliki buku cara membuat Curriculum Vitae sebanyak 6 buku, sementara dirinya hanya memiliki satu buah saja itu pun yang harganya murah.
Beni semakin penasaran, lalu dia minta ijin kepada Johan untuk melihat Curriculum Vitaenya, dan ternyata Curriculum Vitae yang dibuat Johan jauh lebih meyakinkan daripada yang dibuatnya. Beni pun sadar ternyata Curriculum Vitae sangat menentukan di awal proses lamaran pekerjaan.
--
Memang Curriculum Vitae hanya maksimal terdiri dari dua sampai empat lembar saja, namun Curriculum Vitae ternyata bisa menentukan seseorang tertarik untuk memanggil seorang pelamar ke tahap selanjutnya atau tidak.
Di Curriculum Vitae memang hanya terdiri dari nama, alamat, tanggal lahir, data pendidikan, hobbi, pengalaman organisasi, pengalaman kerja dan lain-lain. Singkat kata sesuatu yang bersifat menerangkan tentang pribadi seseorang, namun Curriculum Vitae yang bagus mengolah data yang sederhana itu menjadi luar biasa.
Misalnya saat menerangkan tentang pengalaman organisasi. Ada orang yang membuat seperti berikut :
Pengalaman Organisasi :
1. Ketua umum xxxx tahun xxxx
2. Sekretaris Umum xxx tahun xxxx
Namun ada juga yang membuat :
Pengalaman Organisasi :
Pengalaman sebagai ketua umum xxx pada tahun xxxx telah mengajarkan saya tentang kepemimpinan, cara mengambil keputusan yang tepat dan efektif, serta mengarahkan organisasi menjadi organisa yang lebih berkembang.
Coba anda bandingkan mana yang lebih meyakinkan dibaca? Tentu anda mempunyai pertimbangan sendiri-sendiri, namun pengalaman saya menyeleksi surat lamaran, Curriculum Vitae yang ditulis dengan gaya yang ke dua di atas, tidak pernah masuk tong sampah terlebih dahulu dibanding mereka yang memakai gaya ke satu.
Ini salah satu contoh kecil betapa pentingnya tehnik penulisan Curriculum Vitae, karena Curriculum Vitae ialah cermin dari diri anda.
Bila anda belum diterima bekerja, cobalah perbaiki Curriculum Vitae anda, bila anda sedang mengincar posisi yang lebih tinggi, tentu saja Curriculum Vitae yang bagus adalah suatu hal yang mutlak anda miliki.
Latihan English
Latihan English