DGp8us635PkDgBjtWYFyqgXW69I Beginilah Seharusnya Hakim...

Tuesday, January 31, 2012

Beginilah Seharusnya Hakim...

Cerita ini terjadi di kota New York pd pertengahan 1930-an ketika AS mengalami depresi ekonomi. Saat itu hari amat dingin. Orang2 miskin nyaris kelaparan. Di suatu ruang sidang pengadilan, seorang hakim duduk menyimak tuntutan terhadap seorang wanita yang dituduh mencuri septong roti. Wanita itu berdalih bhw anak perempuannya sakit, cucunya kelaparan, dan karena suaminya telah meninggalkan dirinya. Tetap saja penjaga toko yang rotinya dicuri menolak untuk membatalkan tuntutan. Ia memaksa bahwa wanita itu harus dihukum tuk jadi contoh bagi yang lainnya.

Hakim itu menghela nafasnya. Sebenarnya ia enggan menghakimi wanita ini.

Tetapi ia tidak punya pilihan lain. "Maafkan saya," katanya sambil pandangi wanita itu. "Saya tidak bisa membuat pengecualian. Hukum adalah hukum, jadi Anda harus dihukum. Saya denda kamu 10 dolar, dan jika kamu tdk mampu membayarnya maka kamu harus masuk penjara 10 hari."

Wanita itu tertunduk, hatinya remuk. Tanpa disadarinya, sang hakim mencopot topinya, mengambil uang 10 dolar dari dompetnya, dan meletakkan uang itu dalam topinya. Ia berkata kpd hadirin.

"Saya juga mendenda masing2 orang yang hadir di ruang sidang ini sebesar 50 sen krn tinggal dan hidup di kota ini & membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri tuk menyelamatkan cucunya dari kelaparan. Tuan Bailiff, tolong kumpulkan dendanya dalam topi ini lalu berikan kpd terdakwa."

Akhir cerita, wanita itu meninggalkan ruang sidang sambil mengantongi 47 dolar dan 50 sen, termasuk di dalamnya lima puluh sen yang dibayarkan oleh penjaga toko yg malu krn tlh menuntutnya.

Tepuk tangan meriah dari kumpulan penjahat kecil, polisi New York, dan staf pengadilan yg berada dlm ruangan sidang mengiringi kepergian wanita itu...


Rudi, SMP 119, 87




Powered by Telkomsel BlackBerry®

Related Post