DGp8us635PkDgBjtWYFyqgXW69I Pentingkah Visi?

Monday, July 23, 2012

Pentingkah Visi?

Anton melihat hal baru pada seragam para pegawai Rumah Sakit yang didatanginya. Dia melihat sesuatu yang baru pada seragam para pegawai di Rumah Sakit itu.
--
"Pin-nya baru suster?", tanya Anton pada seorang suster,"Sejak kapan?."
--
"Iya baru, sejak direktur baru naik."
--
"Semua level pegawai disini dari office boy sampai manajer atas, bahkan para dokter harus pakai pin ini."
--
"Managemen Rumah Sakit ini punya misi bisa memiliki kualifikasi dan pelayanan setaraf Internasional di tahun 2013, jadi untuk menyamakan visi, kami semua memakai pin ini.
--
Nampak sekali bahwa Rumah Sakit tersebut sedang mensosialisasikan visi untuk tahun 2013. Pensosialisasian dilakukan di semua level pekerja di sana.
--
Ada suatu organisasi pendidikan yang membuat papan baliho besar yang memuat visi. Papan itu diletakkan di depan sekolah sehingga siapapun yang melewatinya bisa membacanya dengan jelas. Ada juga yang membuat poster ukuran medium dan diletakkan di tiap tempat yang strategis di tiap lantai gedung. Ada pula yang meletakkan poster besar dan diletakkan di tiap ruang para staff. Demikianlah kira-kira beberapa cara mensosialisasikan visi.
--
Visi memang harus disosialisasikan di seluruh level individu yang ada di organisasi, agar gerak dan langkah organisasi tidak terseok-seok dan timpang. Dengan visi organisasi yang diketahui oleh semua level individu, maka hal itu akan menjadi kontrol bagi bagi setiap individu yang ada di organisasi bila perilakunya dalam organisasi menjauhkannya dari misi organisasi.
--
Bila visi organisasi tidak sampai ke berbagai level memang beresiko bahwa visi itu tidak akan difahami oleh seluruh individu yang ada di organisasi tersebut.
--
Sebagai contoh bila visi tidak diketahui secara seragam ialah yang terjadi di suatu organisasi pendidikan. Di organisasi tersebut visi organisasi tidak secara seragam diketahui oleh berbagai individu sehingga tim "office boy" sering tidak melakukan tugas pokoknya. Mereka lebih mementingkan perintah para guru untuk memfotocopy artikel daripada daripada membersihkan toilet. Kebersihan toilet tidak menjadi prioritas utama mereka. Demikian juga dengan tim pengajar yang lebih mementingkan kepentingan dirinya sendiri daripada visi organisasi. Sulit sekali membicarakan kolaborasi pelajaran di organisasi tersebut. Tidak timbul saling mendukung untuk kepentingan organisasi, tercipta geng-gengan antar pengajar.
--
Contoh kerugian lain tidak adanya visi atau tidak seragamnya visi ialah yang terjadi di suatu organisasi sosial. Karena visi organisasi tidak digaung-gaungkan di semua pengurus organisasi, maka gerakan organisasi tersebut sering tersendat-sendat dan tidak adanya kemajuan yang berarti dari organisasi tersebut.
--
Dalam proses pembuatan visi memang bermacam-macam, ada yang top down dan ada yang dibuat oleh level management menengah dan atas. Bila dari top down, berarti hanya pemimpin puncak organisasi yang membuat visi untuk selanjutnya disampaikan kepada individu di level bawahnya. Namun ada juga konsultan yang menerapkan proses pembuatan visi organisasi dengan cara mengumpulkan semua individu dalam organisasi lalu dimintalah semua menuliskan visinya masing-masing setelah itu ditarik benang merah dan kesamaannya, hingga jadilah itu visi bersama dalam organisasi.
--
Visi sesuai bahasa aslinya ialah vision yaitu suatu pandangan (ke depan) atau kondisi yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Visi dibuat dalam beberapa kata untuk mencerminkan kondisi yang ingin dicapai, jangan terlalu singkat misalnya hanya 3 kata, sabar, trampil, berguna. Bila visi dibuat hanya singkat maka terlalu abstrak sehingga menyulitkan definisi pasti yang ingin dicapai. Visi dari waktu ke waktu pun perlu berubah sesuai apa yang ingvin dicapai. Oleh sebab itu sesederrhana apapun sebuah visi agar organisasi bisa berkembang dan mengalami kemajuan maka visi perlu dibuat.

Sent from my BlackBerry® for www.latihan-english.com

Related Post