Beberapa minggu terakhir ini saya sedang mencoba agar para siswa belajar dengan menulis catatan di lembar modul mereka atau buku mereka secara manual. Dengan kata lain mereka menulis pelajaran dengan tangan bukan bacaan siap pakai. Harapan saya ialah agar para siswa merasakan dan menyentuh apa yang mereka tulis sehingga mereka selain menghafal tapi juga menyentuh huruf-huruf demi huruf yang mereka rangkai menjadi kata hingga akhirnya menjadi kalimat.
Saya mencoba menerapkan pengalaman para ilmuwan pada masa lalu. Saat itu belum ada mesin cetak tetapi mereka memiliki hafalan dan pengetahuan yang luar biasa. Sebagai contoh ialah salah seorang ilmuwan yang mencatat hadits dan menyalinnya hingga ratusan jilid. Beliau sangat hafal ratusan hadits. Pada masa itu pengetahuan berkembang dengan pesat. Hal itu dikarenakan penyebaran ilmu yang digandakan, ditulis dengan tangan bukan mesin dan disebarkan. Yang perlu digarisbawahi ialah bahwa penggandaan naskah bukan dengan cara dicetak atau difotocopy tetapi disalin satu per satu dengan tangan atau dengan kata lain ditulis berulang-ulang.
Kembali ke apa yang sedang saya lakukan yaitu meminta para murid menyalin catatan yang saya berikan. Hasil dari menuliskan pelajaran dengan tangan ialah, Beberapa siswa sudah hafal kosakata dan cara penulisannya dengan benar sesuai ucapannya dalam bahasa Inggris.
Sebuah cerita pun saya minta mereka tulis dengan tangan (bukan saya sediakan bacaan siap pakai). Tujuan saya ialah agar para siswa mengerti cara menulis serta mengerti penempatan dan pemakaian tanda baca dengan tepat. Setelah mereka selesai mencatat dan menulisnya baru dilanjutkan dengan membaca dan tanya jawab.
Cara ini yang sedang saya terapkan sekarang. Saya tetap memantau dan mengevaluasi metode ini agar bisa memberikan hasil terbaik pada para murid.